20 April 2015

Teacher’s Blogger

Menjadi guru pada era kekinian dituntut update perkembangan teknologi. Hal tersebut wajar, ketika daya tangkap dan nalar anak-anak zaman sekarang bisa dikatakan lebih unggul dari masa kanak-kanak tempo dulu. Memang ada gap yang cukup kentara antara sekolah pinggiran dan sekolah perkotaan, baik dari segi bangunan, fasilitas, sumber daya guru pengajar, maupun teknologi yang sedang berkembang.

Namun, seorang pendidik harusnya memegang prinsip "dimanapun tempat kita mendidik dan mengajar, kita harus siap!" Mereka yang mengabdi di pinggiran, rasa syukur itu harus tetap dijaga dan dipelihara. Jangan sampai keterbatasan mematikan kreativitas. Bagaimanapun juga, menjadi guru sekolah pinggiran memberikan kesempatan menularkan teladan keikhlasan di tengah keterbatasan. Teladan yang dicampur bumbu ikhlas akan memberikan dampak luar biasa bagi masa depan para anak didik. Guru tersebut akan memberikan "warna" yang akan selalu melekat hingga dewasa kelak. Sama halnya dengan mereka yang sekarang mengajar di sekolah perkotaan, kiranya wajib mensyukuri. Kemudahan aksesibilitas diantara kesibukan sudah waktunya dinikmati, bukan diratapi.

Musasi, merupakan akronim dari SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Sekolah yang letaknya tak jauh dari pusat kota delta itu tak lagi mengalami keterbatasan dalam fasilitas dan teknologi seperti yang banyak dialami sekolah-sekolah lain. Jika ruang kelas sekolah lain—dalam artian sekolah swasta yang setara—untuk fasilitas semacam LCD saja belum tentu lengkap, maka sekolah yang terletak di Jalan KH, Samanhudi itu malah bisa dikatakan wah. Lihat saja sarana kantin sekolah dan Lab IPA-nya yang cukup mewah, belum lagi fasilitas “sinar” wifi yang berpendar dimana-mana (terutama ruang guru-red). Maka tak salah bila sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 60-an itu terpilih menjadi salah satu sekolah yang menjadi pilot project pengembangan teknologi dari Google Indonesia.

Sudah beberapa kali tim Google memberikan pelatihan pada para warga sekolah, khususnya para guru. Tujuannya jelas, untuk memberikan alternatif media pembelajaran yang tidak hanya terpaku di dalam ruang kelas. Menjadi sekolah percontohan juga memberikan keberkahan. Salah keuntungannya adalah fasilitas ruang penyimpanan Gmail yang sampai 30 gigabyte (GB). Dan itu diberikan cuma-cuma pada seluruh warga Musasi. Maka jangan heran sekarang para guru, karyawan, dan siswa menggunakan akun Gmail dengan domain @smpm1sda.sch,id, bukan lagi memakai @gmail.com yang “hanya” berkapasitas 15 GB. 

Untuk menunjang sekolah berbudaya, baik teknologi maupun literasi, maka sekolah mengadakan lomba blog bagi para guru dan karyawan Musasi. Bagi guru yang sudah memiliki blog tinggal meneruskan saja catatan-catatannya. Sedangkan bagi mereka yang belum, maka hukumnya wajib untuk membuat dan berpartisipasi. Sabtu lalu (18/4) pimpinan sekolah yang dikomandoi Waka Sarana dan Prasana Edy Prawoto mengadakan pelatihan dan tanya interaktif tentang blog. Sejak pagi, ruang guru dipenuhi hampir seluruh peserta pelatihan yang terdiri dari Guru dan Karyawan. Mereka dengan mimik serius mendengar dan mengikuti arahan dari guru multitalent pemilik blog laci guru tersebut. .

Awalnya Pak Edy memberikan tutorial membuat blog baru dengan menggunakan blogspot. Setelah blog dibuat, para peserta diminta untuk menuliskan catatan atau fotonya di halaman entri . Setelah itu para peserta "digiring" untuk menghias blog dengan beragam widget, baik yang bersifat bawaan dari blogger maupun tambahan dari pihak ketiga. “Salah satu widget bawaan adalah tautan, di dalamnya dapat ditambahkan link dari blog guru atau siapapun yang sudah membuat blog” kata Pak Edy disambut antusia para peserta. 

Beberapa peserta yang belum punya blog tampak begitu bersemangat. Dengan sabar Pak Edy mengajari dan memberikan penjelasan bagi yang masih bingung. Bagi mereka yang sudah mempunyai blog, pelatihan tersebut tak ubahnya ajang berbagi pengalaman dalam mengelola dan menghias blog untuk agar terlihat semakin memikat. 

Blog “Singbaurekso” besutan kepala perpustakaan Kholifah Nurdiana adalah salah satu yang "beringas". Dibuat singbaurekso Musasi dua puluh tahun itu secara mandiri. Bayangkan, untuk ukuran usia Bu Khol yang diatas kepala lima, namun semangatnya tak kalah dengan yang baru beranjak remaja, (hehe..). Blog itu dibuat sedikit demi sedikit di sela-sela aktivitas beliau mengurus perpus. Blog yang penuh dengan ulasan-ulasan buku yang ada di perpustakaan Musasi itu sejatinya ingin diubah tampilannya agar lebih hidup dan menarik. Sayang, bawaan template yang tak bisa diutak-atik membuat keinginannya menambahkan slide foto pada postingan harus tertunda. Blognya pun sementara hanya berhias slide foto di bilah samping serta sedikit modifikasi pada kursor. 

Lain "Singbaurekso" lain pula "Alis Baja", nama blog dari Waka Ismuba Moch. Mughir. Meskipun menggunakan template biasa, namun konten di dalamnya indah tiada terkira. Blog Pak Mughir, berisi banyak foto kegiatan, guru dan karyawan, juga tak ketinggalan materi pelajaran agama Islam, terutama Ke-Muhammadiyahan. Maklum, pria yang sekaligus mengemban amanah sebagai Waka Humas tersebut juga mengampu Al Islam, mata pelajaran khas di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Tak lupa, Pak Mughir juga menambahkan Al Quran digital di blognya, wah..wah..super!

Tanpa terasa dua jam lebih waktu pelatihan terlewati. Pak Edy akhirnya menutup sesi dengan memberikan polling blog yang penilaiannya diberikan batas sampai akhir Mei 2015.
Teacher’s Blogger..Yes, We Are!


Jasem 200415 at Teacher’s Room Musasi
*gambar http://cdn.teachhub.com/

0 komentar: