Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

26 December 2014

Perjalanan Qalbi

Perjalanan Porong-Lawang pada Kamis (25/12) siang itu ternyata banyak menyita tenaga dan waktu. Bayangkan, jarak yang biasa ditempuh hanya dalam waktu normal 2 x 30 menit (dengan mengesampingkan berhenti mengisi bahan bakar dan duduk sebentar di warung pinggir jalan-red), kali ini bisa memakan waktu sampai hampir dua jam lebih. Faktor klasik; kemacetan, masih menjadi aktor utama terhambatnya perjalanan.

24 December 2014

Membajak Einstein

Eits, tunggu dulu. Bukan bermaksud membuat bingung dengan hadirnya judul. Tapi memang, bila dikaitkan dengan rumus dari Einsten; E=Mc2, bolehlah kita katakan‘sah’ :)

Sepekan yang lalu, tepatnya tanggal 16-19 Desember 2014, sekolah kami, SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo mengadakan kegiatan. Lembaga pendidikan yang terkenal dengan akronim Musasi tersebut mengadakan acara untuk mengisi kekosongan waktu usai ujian akhir semester (UAS). Sepekan sebelumnya, saya dipanggil Bu Eni untuk menghadap.

Bila siswa yang menghadap Bu Eni, biasanya ada dua pilihan; mau mengikuti lomba atau ada urusan kedisiplinan. Tapi, berhubung status saya yang bukan lagi siswa, kedatangan saya di depan meja kesiswaan tersebut untuk menerima sebuah amanah.

Amanah itu adalah menjadi ketua penyelenggara. Awalnya saya begitu berat. Maklum, ada beberapa amanah lain yang belum bisa saya tunaikan. Nah, ini malah ketambahan amanah baru. Jangan-jangan malah entar ga bisa mengemban amanah dengan baik. Stempel “orang-orang yang tak amanah” bakal jadi label baru nanti.

Kekhawatiran tersebut akhirnya saya kikis sendiri dengan menguatkan komitmen. Maklum, kultur di Muhammadiyah adalah tidak mencari jabatan/ posisi. Tapi. Bila diberi amanah tak boleh menolak. Saya kemudian teringat kata-kata Pak Syafigh A. Mughni, ketua PP Muhammadiyah yang berdomisili di Sidoarjo.

Mantan rektor Umsida kelahiran Lamongan itu pernah ditanya perihal kesiapannya untuk maju dalam Muktamar Muhammadiyah 2015 di Makassar. Apa jawab beliau? Ternyata, untuk orang sekelas Pak Syafigh, beliau menjawab dengan penuh ketawadhu’an. “Saya akan maju bila tidak ada calon lain yang mencalonkan”, begitu jawab beliau.

Meneladani sikap Pak Syafigh diatas, maka tawaran pun kusambut dengan Bismillah. Beda kultur antara pendidikan sekolah dengan kuliah rupanya cukup terasa. Hal itu terlihat dari komposisi panitia. Menjadi ketua dengan durasi menjadi warga sekolah yang baru beberapa bulan merupakan tantangan tersendiri. Bagaimanapun, para guru senior yang berada di lingkungan sekolah juga masuk dalam koordinator lomban serta juri.

Melihat hal tersebut dan atas saran dari pengarah dan kawan-kawan yang baru. Akhirnya, kami pun bersegera membentuk konsep kegiatan. Dari latar lomba antar kelas yang biasa disebut dengan class meeting. Maka kemudian kami comot rumus Einsten agar lebih familiar. Ya, kegiatan tersebut bernama Mc2, atau “Musasi Class Meeting Championship 2K14”.

Penggunaan 2K14 menandakan tahun penyelenggaraan, seperti yang biasa kita lihat di even-even anak muda kebanyakan. Setelah nama kegiatan sudah terbuat. Kemudian saya banyak melakukan konsultasi dengan Bu Eni, yang sekaligus menjadi ketua pengarah. Dari diskusi dengan beliau, akhirnya diputuskanlah kegiatan Mc2 dibagi menjadi dua kategor lomba; olahraga dan seni. Dari olahraga ada lomba lari sprint 100 meter, sepak bola mini, badminton, tenis meja dan catur. 

Penampilan Musikalisasi Puisi
Sementara dalam bidang seni ada lomba membaca puisi, story telling, dan musikalisasi puisi. Selain untuk para siswa, even Mc2 kali ini turut melombakan lomba untuk guru dan karyawan. Untuk guru dan karyawan putra ada lomba sepak bola mini, sementara untuk guru-karyawan putri ada lomba bola voli.

Kegiatan yang berlangsung empat hari tersebut dipamungkasi dengan jalan sehat dan bazaar dari IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah). Selain itu, di hari terakhir ada pembagian doorprize jalan sehat dan pembagian hadiah para pemenang lomba, serta tak ketinggalan request lomba dari kepala sekolah; senam.

Dari kegiatan Musasi Class Meeting Championship 2K14 tersebut, saya pribadi banyak menimba ilmu dari rekan-rekan guru yang membantu. Mulai dari persiapan lomba yang kurang sehari kita dikejar waktu. Saya masih ingat hari Senin (sehari sebelum lomba dimulai. Dari pagi hingga malam, saya, pak Heri, Pak Qoisul, Pak Huda, dan Mas Farid menginap di sekolahan. Karena pagi kami masih menjalanakan amanah sebagai pengawas UAS. Maka mengurusi lomba dari persiapan hanya bisa dilakukan setelahnya, alias usai UAS rampung.

Juara 1: Bidikan Lensa Daffa Ahmadi 
Rasa ucapan terimakasih juga tak kalah besar kami sampaikan pada Kak Wildan. Guru Ngaji dan Tapak Suci di TPQ Nurul Huda Gedang, yang dipertemukan kembali di SMP Musasi. Saya baru tahu bila beliau sekarang bergelut di dunia ‘printing digital’, dan sangat profesional saat harus diminta cetak banner, spanduk, dan backdrop hanya dalam beberapa jam (meski harus kena wanti-wanti jangan sampai diulangi lagi, hehe..).

Ucapan rasa terimakasih tak kalah tinggi pula untuk sahabat baru saya; Pak Qoisul, yang rela menunda beberapa proyek desainnya, hanya untuk segera menyelesaikan desain banner dkk., pesanan saya untuk lomba. Saya masih belum percaya bila lulusan Unesa bidang seni rupa ini juga pandai ahli dalam hal gerinda, las listrik, hingga menangani sound system. Saya harus banyak belajar dari sosok ayah dua anak ini.

Kurang lengkap rasanya bila tak menyebut Pak Heri. Bagian perlengkapan lomba yang sekaligus menjadi Waka Sarpras sekolah bersama Pak Edy. Sarjana Teknik tersebut, dengan ikhlas mengantarkan kami ke Lamongan untuk mengambil sound system milik Pak Qois malam-malam. Ya, rupanya acara menyetting lapangan sepak bola mini dengan beragam pendukungnya baru bisa kita rampungkan pada pukul 01.00 dini hari. Kami awalnya ragu, mau tidak sosok penghobi fotografi itu mengantar? Kami pun sudah berancang-ancang untuk menyetir mobil sekolah sendiri bila Pak Heri enggan mengantar. Tapi rupanya, dengan bekal minuman energi yang dibelinya di rest area jalan tol, keraguan kami akhirnya tertepis. Tiba di bumi Lamongan kurang lebih pukul tiga pagi. Dan disana, ibunda Pak Qois menyambut ramah kami bertiga. Saya yang agak setengah sadar, tiba-tiba disuguhi dengan teh anget dan indomie goreng. Subhanallah, Alhamdulillah!

Juara 2: Life Style Photo Bidikan Bagas Ajitama
Kami bertiga akhirnya bertolak dari tanah Joko Tingkir tersebut pas adzan subuh. Sejenak kemudian kami berhenti di sebuah masjid untuk menunaikan salat subuh secara berjamaah. Usai salat subuh saya tak bisa menahan kantuk. Pak Qois yang berada di jok tengah rupanya sudah lelah. Tenaganya terkuras setelah malam-malam me-ngelas dan menggerinda plat-plat besi. Dia terlelap. Praktis, hanya tersisa Pak Heri dengan sisa-sisa tenaga  dibelakang kemudi. Awalnya saya tak enak hati membiarkan Pak Heri menyetir sendiri, tapi beliau kemudian berkata; “Dilanjut saja tidurnya, Pak!”

Pagi itu saya tak hanya melihat mentari mengendap memancarkan cahaya cerahnya ke segala penjuru bumi. Tapi pagi itu, saya turut merasakan cahaya-cahaya ketulusan dan keikhlasan yang terpancar dari hati para guru Musasi..

Porong, 24 Desember 2014


Foto-foto Daffa Ahmadi (9A), Bagas Ajitama (8G), dan Alysa Aldrin (7F)


Serius; Para Peserta Lomba Catur
Badminton on Shoot
Ustadz Kifly Tak Mau Ketinggalan
Berlomba-lomba dalam Mini Soccer
Rangkep-rangkep: Penulis Ketika Mewasiti Sepak Bola Mini Guru dan Karyawan