Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

12 March 2018

Anak Dokter tak Boleh Sakit

Jumat pagi itu, suasana lapangan olahraga --atau yang biasa disebut para siswa SMP Musasi dengan Sport Center--masih sepi. Maklum, jadwal olahraga pada hari Jumat khusus untuk satu kelas, yakni 7H. Berbeda dengan hari-hari lainnya yang kerap penuh bahkan tak kebagian tempat.

Seperti biasa, para siswa dibariskan berjajar rapi sebelum pelajaran dimulai. Materi Penjas saat itu tentang kebugaran jasmani. Setelah berdoa, Pak Darul, yang mengajar Penjas di kelas tersebut mengabsen satu per satu siswa untuk mencatat kehadiran.

Secara bergiliran mereka yang dipanggil namanya mengangkat tangan, Yang tidak hadir biasanya teman-temannya yang lain mengabarkan jika si A sedang izin, sakit, atau menjadi siswa antah berantah alias tanpa keterangan. Tibalah nama salah satu anak dipanggil.

"Fayza.."

"Fayza Arsy Kamila?" Kembali Pak Darul memanggil siswa yang bersangkutan.

"Maaf Pak, Fayza sakit," ujar Ghaida, salah satu kawan karibnya.

"Sakit apa?"

"Hmm, katanya sakit typus, Pak."

"Sudah berapa hari?"

"Sudah hampir satu pekan ini Pak, anaknya ndak masuk." Jawab yang lain.

"Hmm.." Pak Darul lalu menuliskan keterangan "S" di buku kehadiran yang dari tadi berada di tangan kirinya.

Tiba-tiba ada suara menyahut,

"Anaknya dokter koq sakit!" Suara yang berasal dari baris sebelah timur yang berisi para siswa laki-laki itu menghentak suasana. Mereka pun banyak yang tertawa, tersenyum, bahkan mungkin ada yang berpikir: "iya..iya, koq bisa anaknya dokter sakit.

***

Mungkin dalam benak kita, langsung kita jawab, memang sakit, wong manusia. Tapi, pikiran para siswa berbeda, mungkin hanya karena bercanda, yang menganggap anak dokter harus selalu sehat. Tidak boleh sakit,

Seperti judul sebuah buku, "Orang Miskin dilarang Sekolah" atau "Orang Miskin dilarang Sakit,"

Fayza yang merupakan anak dari dr. Tjatur Prijambodo, MKes. Dokter, Ustadz, dan juga seorang direktur Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan.

Beliau, saban Kamis malam keempat bergentayangan, eh memberikan kajian kesehatan dari perspektif kedokteran Islam di Masjid At Taqwa SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, tempat kami mengabdi.

Ketika kami bertemu dalam Safari Subuh Musasi Bina Iman dan Taqwa, Pak Dokter tersebut kami ceritakan kejadian lucu tentang tanggapan teman-teman sang anak waktu diabsen tidak masuk karena sakit. Beliau hanya tersenyum. Mungkin dalam benaknya: wong dokter aja pernah sakit, apalagi anaknya. Hehe..

Musasi Library, 120318






11 March 2018

'Banjir Bah' Tulisan Mayantara

Mayantara kini dibanjiri tulisan. Ya, jagad kasatmata itu tak ubahnya menjadi catatan pengganti buku diary. Zaman kini berubah menjadi semakin paperless.

Guru virtual kami, Pak Romi Satria Wahono, menulis di blognya terakhir pada Desember 2017. Padahal, di bukunya yang terbit tahun 2009, Pak Romi gencar untuk memprovokasi pada generasi galau untuk terjun dalam jalan perdjoeangan, menulis untuk mengikat ilmu.

Seabrek kegiatan yang kini dilakukan Pak Romi mungkin menjadi hadangan untuk kembali menulis di blog. Blog juga mendapat saingan berat dari fesbuk yang merupakan mini blog, dan juga media sosial lain seperti twitter dan instagram.

Jika sembilan tahun lalu saya baru pertama kali menulis di fesbuk. Tahun 2010, setelah terprovokasi tulisan di buku Pak Romi setahun sebelumnya, saya kemudian belajar ngeblog. Kuliah dan kerja menjadi bumbu penyedap tulisan saya dalam rentang waktu 2010-2014.

2016, saat sudah menjejak ranah pendidikan, tulisan kemudian merambah tataran situs. PWMU.Co menjadi ladang menyemai tulisan selain di fb, blog dan instagram. Karena ranah dakwah yang menjadi core utama situs milik LIK PWM Jatim itu, maka isi kajian yang saya ikuti menjadi branding awal tulisan-tulisan saya di PWMU.Co.

Saya juga sempat mengenal media guru. Akun juga sudah dibuat. Namun, karena lagi-lagi beralibi masalah kesibukan dan manajemen diri yang belum tertata, maka kembali media guru tak seberapa banyak berisi tulisan.

Kini, diantara menyambut amanah-amanah baru yang akan tergenggam. Terselip doa agar tetap istiqamah dalam tiap ketukan tuts keyboard hape atau laptop. Tentunya, harapan untuk memaqamkan menulis sebagai kegiatan produktif yang akan menghasilkan karya tetap membuncah di dada.

Bulu, 110318
gambar: http://anttilepisto.net