Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

30 June 2016

Motto Hidup

Hidup itu harus ber-motto. Apa motto hidupmu?

Sebenarnya bukan karena ingin menjadi motivator dalam tulisan ini. Tapi, pada saat mengisi kajian Darul Arqam di SMP Muhammadiyah 4 Porong, ada salah satu peserta yang nyeletuk, "Pak, motto hidupnya apa?" Itu ditanyakannya ketika saya baru saja menyampaikan profil diri.

Segera saja saya jawab sekenanya, "Fastabiqul khairat!"

Hehe..

Fastabiqul khairat adalah berlomba dalam kebaikan. Slogan yang kerap dijadikan tagline di gerakan ortom-ortom Muhammadiyah terutama di Pemuda Muhammadiyah dan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Terkait slogan itu saya jadi teringat nasehat dari Dr. Hidayatullah ketika dulu masih menjadi kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (SMAMDA). Menurut Pak Dayat, berfastabiqul khairat berarti berlomba melakukan kebaikan yang terbaik.

Analoginya, kita berlomba dalam melakukan kebaikan yang terbaik, terus-menerus, dan menjadi yang pertama dalam melakukan kebaikan. Berfastabiqul khairat berarti kebaikan harus sama-sama ditampilkan. Sepak bola yang baik dan indah adalah ketika kedua tim sama-sama menampilkan permainan yang terbaik.

Kebaikan harus dilakukan terus menerus. Prinsip kontinuitas harus menjadi landasan agar semangat dalam berbuat kebaikan tidak patah di tengah jalan. Mutungan. Jika kebaikan sudah menjadi habit bagi dirinya, maka ketika seseorang itu tidak melakukan kebaikan sedikit saja dalam sehari maka terasa ada yang kurang dalam hidupnya.

Ketiga, ketika berfastabiqul khairat adalah melakukan kebaikan yang pertama. Jika sudah melakukan kebaikan yang terbaik, terus-menerus, maka kebaikan yang menjadi pamungkas dan mempunyai maqam tertinggi adalah kebaikan yang dilakukan pertama kali.

Ketika yang lain masih belum menyentuh kebaikan di suatu daerah, maka kita diwajibkan untuk mempeloporinya. Ketika di dalam suatu lingkungan masih belum ada pencerahan, maka kita dituntut untuk mengawalinya. Maka tak salah, ortom-ortom yang ada di Muhammadiyah menjadikan fastabiqul khairat menjadi slogan dalam pergerakannya. Menjadi pelanjut, pelangsung, dan penyempurna dalam gerakan yang didirikan KH. Ahmad Dahlan tersebut.

Menariknya, lanjut Pak Dayat, ketika slogan fastabiqul khairat itu ternyata menjadi tagline dan tertanam di alam bawah sadar para siswa yang ada di Korea Selatan. Menurut rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) itu, semangat fastabiqul khairat sudah menjalar layaknya spirit membangun yang ada di negeri ginseng itu. Mereka berlomba menjadi yang pertama. Lihatlah slogan para pelajar dari negeri Gangnam Style itu:

"Ketika yang lain masih tidur, aku sudah bangun.   Ketika yang lain sudah bangun, aku sudah berjalan.   Ketika yang lain sudah berjalan, aku sudah berlari.   Dan ketika yang lain sudah berlari, aku sudah terbang."

Mereka rupanya sudah menerapkan terlebih dahulu yang ada dalam Al Quran, Ketika kita sebagai umat muslim terbesar, yang seperti dikutip Dr. Zakir Naik dalam ceramahnya kita menjadi bangsa mulim terbesar dengan populasi 200 juta jiwa, namun harus kita sadari kita masih dalam tataran wacana. Kita masih bangga dengan keadaan muslim yang kita punya sejak lahir.

Dr. Saad Ibrahim, ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur pernah mengatakan jika Lee Kuan Yew, perdana menteri Singapura pertama yang menjadi ikon pembangunan negeri jiran itu juga menerapkan semangat yang ada dalam Al Quran untuk membenahi wajah Negeri Singa. Singapura yang pada awalnya adalah negara yang juga terseok-seok. Banyak kemiskinan dan negaranya masih belum tertata dengan baik. Namun, Lee Kuan Yew tidak berputus asa. Dia memimpikan negerinya menjadi negeri yang seperti digambarkan dalam Al Quran. Dalam visinya lebih lanjut, dia gambarkan negeri itu dalam bentuk prangko dan dibagikan ke seluruh negeri untuk memotivasi seluruh penduduk negerinya agar tidak menyerah dengan keadaan. Dan kita bisa lihat hasilnya sekarang.

Apa mungkin orang-orang Korea dan Singapura itu terilhami Al Quran? Atau jangan-jangan kita yang hanya terlena dengan sekedar membaca kitab suci kita sendiri? Sudah sampaikah kita pada tataran men-tadabbur/mengkaji kemudian mengimplementasikan pesan-pesan kauniyah dan kauliyah yang ada dalam firmanNya? Hanya kita yang bisa merabanya. Wallahu a'lam.

Jasem, 25 Ramadan 1437 H

gambar: https://lehmansbaseball.files.wordpress.com

25 June 2016

Catatan Lomba Perpustakaan 2016

Ramadhan tahun ini menjadi kado termanis untuk SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi). Betapa tidak, perjuangan beberapa bulan untuk persiapan mengikuti lomba perpustakaan tingkat kabupaten berakhir happy ending.

Setelah lolos dalam proses verifikasi data dan survei tempat, Perpus Musasi akhirnya masuk lima besar. Dalam sesi presentasi yang bertempat di lantai dua Aula Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Sidoarjo (21/6), tim perpus Musasi mendapatkan nomor urutan keempat.

Tim perpus Musasi yang terdiri dari ketua Navy Armanda J, S.Pd., Pelayanan Teknis Kholifa Nurdiana, Pelayanan Pengguna Darul Setiawan, S.Pd., Waka Sarpras Edy Prawoto, S.Ag., dan Anggota Sarpras Cahyo Heriadi, ST., itu banyak belajar dari penampilan sekolah yang terlebih dahulu melakukan presentasi. Dari lima kontestan yang masuk lima besar hanya dua sekolah swasta dan sisanya diisi sekolah negeri.

SMPN 1 Jabon dan SMPN 2 Krembung yang terlebih dahulu tampil menjadi bahan evaluasi singkat tim perpus Musasi sebelum dapat giliran presentasi. Termasuk juga penampilan SMPN 6 Sidoarjo yang membuat para peserta lain menjadi terpukau. Sedikit informasi, presentasi tim SMPN 6 Sidoarjo menjadikan banyak catatan dan pembelajaran untuk tim Perpus Musasi.

Tibalah giliran tim Perpus Musasi tampil. Koordinator presentasi tim Perpus Musasi Darul Setiawan, S.Pd yang menggantikan ketua perpustakaan yang berhalangan hadir, didaulat untuk memaparkan profil dan program Perpus Musasi. Tak ketinggalan yang tampil di depan ada Edy Prawoto, S.Ag., Kholifah Nurdiana, dan Dra. Eny Sulistyowati. Nama terakhir adalah Waka Kesiswaan Musasi yang turut hadir beserta Ka. Lab Musasi Ratna Puspitasari, M.Pfis., dan Kepala Sekolah Drs. Aunur Rofiq, M.Si., yang turut menjadi penyemangat tim.

Masing-masing tim diberi waktu 30 menit yang terdiri atas 15 menit presentasi dan sisanya tanya jawab dari dewan juri. Alokasi tersebut dimanfaatkan baik untuk menyampaikan visi-misi, koleksi, anggaran, perangkat lunak dan beberapa program-kegiatan yang telah atau akan dilaksanakan tim perpus Musasi.

Usai presentasi, giliran pertanyaan diajukan tiga dewan juri. Dewan juri pertama menanyakan tentang anggaran perpus Musasi dalam Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RABS). Pertanyaan yang kemudian dijawab Edy Prawoto, S.Ag., jika anggaran Perpus Musasi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan seperti yang ditayangkan dalam slide presentasi.

Dalam tiga tahun terakhir, anggaran Perpustakaan mengalami kenaikan dari angka 3,6% ke 7,1%. Jawaban dari Pak Edy tersebut nampaknya sudah sesuai dengan peraturan yang mengharuskan anggaran perpustakaan di sebuah sekolah minimal 5% dari total keseluruhan pembelanjaan.

Pertanyaan selanjutnya yang dilayangkan juri kedua mengenai program perangkat lunak yang dijalankan Perpus Musasi. Darul Setiawan, S.Pd., sebagai koordinator menyatakan jika program "Si Pinter" merupakan program sirkulasi dan pengolahan perpustakaan. Guru Penjasorkes tersebut juga menyatakan jika program yang digunakan Perpus Musasi tidak lain merupakan perangkat lunak yang terintegrasi dengan PT. Daya Matahari Utama (DMU). PT DMU adalah amal usaha Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur .

Juri ketiga lebih banyak menanyakan salah satu program yang akan dijalankan Perpus Musasi yakni Klub Suka Baca dan Cinta Buku (KSBCB). "Apa keluaran yang diinginkan dari program KSBCB tersebut?" tanya juri ketiga Bu Mus pada tim Perpus Musasi.

Pertanyaan juri ketiga sejatinya ingin memotivasi tim perpus Musasi agar menjadikan output program yang akan dijalankan tersebut dengan membentuk Duta Perpustakaan. Sebagai ajang promosi, duta perpustakaan yang terbentuk tersebut nantinya sebagai penyampai pesan dan mengajak siswa yang lain untuk beramai-ramai datang ke Perpustakaan.

Ada yang menarik ketika juri ketiga bertanya pada Kepala Sekolah Musasi Drs. Aunur Rofiq., tentang bagaimana dukungan kepala sekolah terhadap program pengembangan Perpustakaan. Pak Rofiq yang didaulat untuk maju ke depan memberikan penjelasan jika dukungan sekolah terhadap anggaran dan program pengembangan adalah mutlak untuk perpustakaan sekolah. Menurutnya, perpustakaan merupakan jantung dari proses pembelajaran yang ada di sekolah

Usai seluruh peserta memaparkan hasil presentasinya, dilanjutkan penutupan oleh kepala Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Sidoarjo, Drs. Sutjipto, MM. Pesan Pak Cip kepada seluruh finalis agar menyamakan visi dan misi program Perpustakaan dengan garis-garis yang sudah ditetapkan dalam buku Bimtek Perpustakaan. Pemberian dua eksemplar buku Bimtek Perpustakaan kepada masing-masing sekolah mengakhiri jalannya fase presentasi.

Tiga hari setelah presentasi, atau kemarin Jumat (24/6) pemenang lomba akhirnya diumumkan. Melalui rilis di website resminya (http://perpus-arsip.sidoarjokab.go.id/), Perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dinyatakan juara dua (lihat gambar). Penyerahan piagam penghargaan dan piala akan diberikan langsung Bapak Bupati Sidoarjo Saiful Illah pada September mendatang. (roelsebloe).


22 June 2016

Menggores Pena untuk Kisah Ibu

Ketika jauh dari Ibu, tetiba teringat sosok dan perjuangannya. Simak kisah Ibuku yang terangkum dalam sebuah biografi.

https://drive.google.com/file/d/0B6tVvL_cAftRTHRKbnhEMVVQcjA/view?usp=sharing

Ilustrasi Gambar dari Buku Parenting Guide