9 November 2014

Rihlah Guru Go Blog

Penggalan judul di atas jelas plagiat dari karya ketujuh dari seorang wakil Majelis Ekonomi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Iman Supriyono yang  berjudul "Guru Goblok Ketemu Murid Goblok". Buku yang ditemukan secara 'kebetulan' yang sudah diskenariokan tersebut semoga menjadi relevan ketika judul dan catatan  'perjalanan thalibul ilmi' saya kali ini bertepatan di tempat dimana Cak Iman, panggilan akrab beliau, menyelesaikan program pascasarjananya di Manajemen Administrasi Unair. 

Kedua, kalimat "Teacher Leader" seolah menggambarkan inspirasi dari Pak Edy Prawoto, S.Ag. Kepala sekolah SMP Muhammadiyah Sidoarjo periode lalu yang menjadi 'katalisator'-menyebut istilah Pak Munif Chatib- dalam menstimulus para guru maupun calon guru agar dapat mengembangkan potensi semaksimal mungkin. Pak Edy menanamkan-kalau saya tidak salah menyebutnya-semangat berlomba-lomba dalam menelurkan karya agar dapat berfastabiqul khairats dalam nikmat Allah berupa kreatifitas!

**


Kamis (6/11) menjadi rihlah keilmuan pertama saya bersama Pak Edy Prawoto. Berangkat beriringan dari jalan KH. Samanhudi No.81 pukul 7.30 menggunakan shogun merah dan beat hitam. Beriringan di padatnya jalan 'mahakarya' Daendels tersebut tak menyurutkan tekad kami untuk segera sampai di kampus C Unair. 

Selang sejam kemudian, tibalah kami di pintu gerbang kampus. Sempat berputar dan bertanya-tanya tempat berlangsungnya acara, hingga kemudian petunjuk itu mengarahkan kami menuju Gedung Manajemen Unair. Di depan lift ternyata sudah ada clue yang memberitahukan agar kami naik ke lantai tiga, persisnya di Aula Grand Kahuripan. 

Ketika sampai di lokasi, kami segera ditanya oleh panitia terkait pendaftaran peserta. Panitia segera mempersilahkan kami untuk segera menuju monitor layar sentuh sesaat setelah kami menjawab belum mendaftar secara online. Mengisi daftar absensi dan menerima seminar kit menjadi proses selanjutnya sebelum mencari tempat duduk. 

"Posisi Menentukan Prestasi", kalimat motivasi itu nampaknya melekat kuat pada Pak Edy. Pengalamannya ketika menjadi kepala sekolah dan ber-positioning diantara sekolah-sekolah yang lain membuat tempat duduk kami yang sebelumnya nomor dua dari belakang kemudian hijrah berpindah di depan (paling depan). Pilihan beliau ternyata memang tepat, selain dapat jelas mendengarkan materi, posisi di depan seperti yang kami tempati, sepertinya tidak memberikan ruang gerak untuk kantuk (meskipun kadang sliat-sliut di sesi ketiga, hehe..)

Saya pribadi baru ngeh dengan acara yang dimaksud ketika MC membuka acara dan memberikan informasi singkat tentang acara yang sudah diselenggarakan kali keempatnya ini (mulai tahun 2011-pen). Dari background spanduk setidaknya saya menangkap pesan jika acara yang bertema Konferensi Nasional Guru Blogger itu penyelenggaraanya juga bekerjasama dengan Microsoft. Saya kemudian mendapatkan tambahan informasi lainnya ketika saya membuka seminar kit yang terbungkus tas map yang berstiker nama kegiatan itu. 

Pak Munif Chatib tampil menjadi pembicara pada sesi pertama. Penulis buku best seller pendidikan manusia series (Gurunya Manusia, Sekolahnya Manusia, Kelasnya Manusia, dan judul-judul lain yang tentang humanism education. Sebenarnya sangat pas untuk menjadi menteri pembangunan manusia). Penulis yang berdomisili Sidoarjo itu mengatakan tidak ada manusia bodoh. Yang ada hanyalah manusia yang tidak mendapatkan stimulus yang tepat dari lingkungannya. Beliau mencontohkan orang-orang yang mempunyai kekurangan dan itu berhasil menjadi orang sukses ketika mereka (orang-orang dengan keterbatasan fisik) mendapatkan stimulan yang tepat, baik dari orangtua maupun lingkungan yang disekitarnya.

Sesi pertama menjadi bersemangat tatkala dalam pemaparan materi, lulusan sarjana hukum Unibraw itu memberikan banyak permainan edukatif. Salah duanya ketika para peserta diinstruksikan untuk menuliskan nama dengan cepat di notes masing-masing melalui tangan kanan. Dan sesaat kemudian berganti dengan tangan kiri. Di kesempatan lain, beliau juga meminta para peserta mencari pasangan dan kemudian disuruh bercerita masa kecil dalam tempo 15 detik. Acara menjadi heboh, ketika tatkala petunjuk selanjutnya menambahkan konsonan huruf yang sudah dipih dalam setiap kalimat yang diungkapkan. 

Jeda ishoma, sesi kedua materi yang bersifat panel dengan tiga pembicara. Pak Bukik Setiawan, mantan dosen Unair yang mengundurkan diri setelah setahun sertifikasi dosennya keluar. Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo Pak Mustain. Dan pembicara ketiga salah seorang dosen sistem Informasi Unair yang menggantikan pemateri yang berhalangan hadir. Sampai sesi kedua, saya belum menemukan korelasi antara judul acara dengan estimasi awal dan harapan. Di sesi ini, saya lebih banyak mendengar curhatan dari para peserta (yang memang mayoritas adalah guru) pada kepala dinas. 

Baru pada sesi ketiga, spirit news idea dari para pemateri sudah mulai nampak. Terlihat dari tema materi yang dibawakan oleh Bu Siti Romlah, seorang pendidik dari Probolinggo yang menguasai betul teori-teori kepemimpinan dalam kelas. "Apapun kondisinya, Guru harus menjadi manusia kreatif!", pekik semangat beliau pada ratusan peserta. Pembicara ketiga, Baharuddin, M.Pd, pendidik asal Sulawesi Selatan yang menjuarai lomba literasi skala nasional membeberkan kiat membentuk budaya literasi (baca-tulis). Salah satu metodenya adalah memanfaatkan teknologi. Dengan jejaring sosial, sekolah berasrama (Boarding School) yang diajar beliau menjadi salah satu sekolah unggulan yang para siswanya sudah menerapkan budaya literasi . Beberapa tipsnya adalah menerapkan student day pada tiap hari Jumat. Dimana para peserta didik terjun dalam diskusi sastra mulai pukul 13.30 sampai 17.30.

Pukul 17.00 acara pun usai. Pembawa acara mengumumkan nama-nama peserta yang mendapatkan doorprize. Meski kami tak membawa hadiah sebagai oleh-oleh, tapi kami membawa semangat untuk Musasi, sekolah tempat kami mengabdi, untuk segera berlari (seperti hobi Pak Iman Supriyono setiap hari) segera mengimplementasikan budaya sekolah yang sudah digagas: MUSASI BUDAYA LITERASI. Coming soon! 


0 komentar: