28 December 2013

Menulis itu..

"Menulis itu ibarat menyanyi,"kata Asma Nadia dalam laman fanpage KBM-nya. Saya setuju sekali bila aktivitas menulis diibaratkan layaknya menyanyi. Kita tak pernah peduli, biar orang lain berkomentar apa tentang lagu yang kita nyanyikan. Biarlah mereka mengatakan suara kita fals, serak, atau mendayu-dayu, tapi kita tetap senang menyanyi. Karena itu tadi; senang. Dan aktivitas yang dilakukan dengan kesenangan bisa disebut dengan hobi. Walhasil, jika kita melakukan aktivitas berdasar hobi, selayaknya kita sedang bermain, bersenang-senang, tanpa terbebani oleh apapun.

Awal-awal dulu ketika masih bergiat menulis di warnet, saya menulis hanya beberapa kali dalam sepekan. Dan itu pun kadang tak rutin, kadang sepekan sekali, dua kali, tiga kali, atau saat dulu masih booming facebook,bisa sampai lima sampai tujuh kali mengunjungi warnet.Dan menulisnya pun dengan bebas tanpa beban. Tanpa harus memikirkan tulisan ini bakal enak dibaca atau tidak. Dan, setelah saya baca dan amati, tulisan-tulisan saya yang saya buat dulu sungguh natural. Ibarat sebuah puisi, munculnya itu dari lubuk hati yang paling dalam (he..mungkin karena saking ngempetnya mau nulis tu ya..)

Sampai kemudian saya masuk kuliah di Unesa dan berkeinginan punya amunisi sendiri, yakni laptop. Dan melengkapinya dengan modem yang tersambung dalam dunia mayantara. Awalnya, sangat giat dan semangat dalam menorehkan goresan keyboard. Baik itu di FB, blog, maupun dalam catatan di Word. Tapi, itu tak berlangsung lama. Karena ada daya tarik lain yang disajikan dunia maya. Apalagi ketika sudah mengenal Youtube, aplikasi desain seperti Coreldraw dan Photoshop, praktis saya sendiri yang awam dalam hal desain-mendesain harus mengerahkan daya dan upaya untuk bisa mencobanya dan memahami kinerja aplikasi tadi.

Dan bisa ditebak. Kuantitas dan kualitas tulisan semakin menurun. Resolusi tahun ini juga nampaknya agak sedikit ada evaluasi. Menerbitkan buku kelihatannya masih harus diusahakan dan menunggu tahun depan. Menulis harus saya kembalikan ke khittah semula, yaitu untuk kesenangan dan kepuasan batin, Menulis pun harus saya lakukan tanpa beban, ibarat hobi atau kesenangan, yang semakin dilakukan, semakin menyenangkan.

Dua ribu empat belas tinggal menunggu hari. Resolusi tahun ini sedikit demi sedikit saya evaluasi dan susun kembali. "Harus detail, dan memberikan energi,"kata Jamil Azzaini dalam tweet-nya. Semoga, saya menulis tanpa terpengaruh mood.

Membaca bacaan-bacaan bagus juga harus menjadi kebutuhan. Karena membaca adalah pabrik dari aktivitas produksi menulis. Entah itu dalam suasana baru gajian, banyak utangan, jatuh cinta, patah hati, dapat rezeki, kehilangan laptop, atau apalah itu yang menimpa dan memberi warna kehidupan, semoga tetap ISTIQAMAH menulis dan menyebar salam, menyebar kebenaran dan kemaslahatan.
Amiin..

*Porong 281213
Dalam suasana ruang tamu yang bertaburan sinar wifi

0 komentar: