6 November 2013

Dinikmatikah Hidup?

Pertanyaan itu terlintas ketika aku membaca status di beranda. Intinya, si empunya status mengingatkan pada khalayak, jika hidup itu "harus" dinikmati. Entah arti menikmati hidup itu seperti apa menurutnya, aku tak bertanya. Dan, tanda kutip pada kata "harus", sengaja kuberikan, bersebab dia kelihatannya mengharuskan semua orang yang menjalin pertemanan dengannya agar-lagi2- "menikmati hidup".

Seperti yang baru kulihat, sebelum aku duduk di warung STMJ langganan. Saat itu, isi dompet sedang sakaratul maut, hanya ada beberapa recehan yang berserakan. Mau tak mau, kartu ajaib kukeluarkan untuk menyelamatkan dompet dan seisinya.

Letak ATM tersebut ternyata berada persis disamping tempat karaoke. Sempat kulihat beberapa orang membawa botol minuman yang identik bersanding dengan bulan itu keluar ruangan.

Dibawanya empat sampai lima botol itu ke trotoar depan tempat karaoke itu. Aku bertanya-tanya, sebebas itukah miras beredar? Sampai-sampai menikmatinya di luar ruangan, tanpa ada penghalang, yang walaupun itu nantinya dilihat anak-anak yang masih banyak berseliweran? Sungguh, nalar ini masih belum bisa menjangkaunya.

Si merah kuparkir sejenak. Sebelum masuk bilik ATM, mata ini sempat mencuri pandang kearah mereka, yang tengah bersantai, bergelak tawa dengan miras di tangannya. Ah, entahlah, belum sempat nalar ini berpikir prosentase kadar alkohol dalam minuman keras berbotol itu, aku buru-buru mengambil selembar pecahan rupiah dari mesin anjungan tunai di depanku.

Si merah kuajak segera beranjak, sempat masih kulihat para kawanan itu sungguh-sungguh "menikmati hidup". Menikmati hidup dari sudut pandang mereka barangkali hanya berkisar tentang pengalihan masalah sejenak. Mungkin, dalam pandangan mereka, dengan miras, masalah kehidupan akan lenyap sejenak. Tak kekal, karena bila efek minuman keras hilang, maka mereka akan mendapati masalah itu datang menyergap kembali.

Atau, analisis pertamaku salah. Sekedar hobi bisa jadi, bukan? Entahlah. Aku masih belum menemukan jawabannya.

Aku masih ingat pesan dari sebuah buku. Bila hidup ini adalah perjuangan. Manfaatkanlah dengan benar. Banyak-banyaklah menabung bekal. Karena ada kehiupan yang lebih kekal.
Bila menikmati hidup itu bermakna mensyukuri. Maka, bukan berarti kita bebas menikmati hidup tanpa aturan, bukan? Wallahu a'lam :)

*edisi surah Al-Ashr, dalam kebaikan dan kesabaran, ada sikap mukmin yang saling menolong.
Lepas pukul sepuluh malam, ketika raya Wiyung masih banyak lalu-lalang kendaraan_


IG roelsebloe

0 komentar: