25 September 2013

Berguru Pengalaman, Karena Pengalaman adalah Guru Terbaik

Akhirnya saya pun mencoba menulis kembali. Setelah beberapa waktu lalu, tak sempat dan tak menyempatkan diri untuk sekedar menarikan jari-jemari di atas piranti canggih. Saya ingin kembali mengingat momen yang baru saya lewati. Dua bulan yang berkesan, di sekolah tengah kota. Dan bertemu dengan ragam karakter anak bangsa yang sedang berdjoeang mencari jati diri dan menggapai cita. 

Di SMK Ketintang saya melabuhkan waktu dua bulan. Ya, di tengah kesibukan ganda lain; antara kerja dan kuliah. Saya ingin menikmati keduanya, karena bagi saya, itulah ungkapan syukur selain mengucap kata. Tindakan nyata dengan kesungguhan meniatkan segala sesuatunya untuk beribadah kepadaNya. Bukankah kita adalah makhluk Allah yang diciptakan di dunia untuk beribadah kepadaNya? Jadi sangat naif bila ada tendensi lain dalam hidup selain mengambil petunjuk dari Allah semata. 

Kembali ke topik awal, kenapa saya dua bulan di Sketsa (julukan SMK Ketintang-red). Tak lain  karena saya dan beberapa mahasiswa lain yang berada di semester tujuh dan angkatan 2010, yang "bernasib sama" memprogram matakuliah yang bernama PPL. Apa itu PPL? Dan mengapa menjadi menu wajib bagi kami-kami semua?

PPL adalah matakuliah yang harus ditempuh bagi mereka yang mengambil kuliah di jurusan kependidikan. Tentu saja karena kepanjangan dari PPL adalah Program Pengalaman Lapangan, maka PPL kita anggap saja sama dengan anak-anak SMK yang sedang ber-praktik di perusahaan-perusahaan, pabrik, mal, dan tempat-tempat lain sesuai dengan jurusan yang ditempuhnya. Begitu pun juga dengan kami, yang menempuh matakuliah dengan bobot 2 (dua) SKS ini, juga wajib memprogramnya jika masih ingin lulus dengan gelar sarjana pendidikan (S.Pd).

Trus apa yang membedakan antara  PPL, PKL dan KKN??

Itu pertanyaan yang sering keluar dari pada murid yang saya ajar ketika di kelas. Kawan-kawan dari tempat kerja pun sering menanyakan hal serupa. 

Jadi, jika PPL itu harus ditempuh selama dua bulan di sekolah mitra/ lembaga pendidikan yang sudah dikategorikan oleh UPT-P4 (Unit Pelaksana Teknis Pusat Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan) atau yang mengurus bagian per-PPL-an, contohnya seperti Kemenag yang mengurusi haji, maka UPT-P4 ini juga yang menjadi tombak dalam menjalin relasi dengan beberapa sekolah mitra. Yang membedakan pertama adalah tempat untuk mendapatkan pengalaman dan mengasah keterampilannya. 

PPL jelas dilaksanakan disebuah lembaga pendidikan/ sekolah. Adapun PKL di sebuah perusahaan dan tempat usaha. Sedangkan KKN wajib di suatu daerah terpelosok dan terpencil. Tujuan melaksanakan PPL pun jelas untuk mendapatkan pengalaman mengajar. Sedangkan PKL goal-nya mendapatkan pengalaman di dunia kerja. Pun demikian dengan KKN, yang harapannya dapat memberikan sumbangsih yang nyata untuk masyarakat di sekitarnya. Seperti itu kurang lebih. 

Saya ingin berbagi cerita yang banyak, berbagi kebahagiaan saat mengajar dan bertemu dengan guru-guru senior yang sudah malang-melintang di dunia pendidikan dan pengajaran. Juga bertemu dan berinteraksi dengan para murid yang sungguh luar biasa. Maklum, pusat kota menawarkan beragam pilihan bagi para anak didik yang sedang mencari jati dirinya. Doakan bisa istiqamah dalam menulis. Agar keterampilan ini bisa semakin terasah, dan laptop yang belinya nyicil ini dapat memberikan sumbangsih dan daya guna. 

Kita sambut esok hari, mari kita tutup hari dengan ucapan alhamdulillah atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah beri ^^.


Kos Abah Kajat Tengah Wengi Sepi_

Saya (dua dari kanan) bersama kawan-kawan "T-Generation" PPL 2 SMK Ketintang Surabaya



0 komentar: