20 January 2016

Resolusi Sepenuh Hati

Entah, sejak kapan manusia membuat resolusi. Saya sendiri baru beberapa tahun ini tertarik meninta resolusi. Isinya, tentang beberapa item harapan yang ingin dicapai dalam rentang waktu satu tahun kedepan. Resolusi bisa diterjemahkan salah satu cara kita untuk mendesain mimpi. Melarikkan kuas cita-cita dalam harapan. Mengusahakannya dalam usaha dan doa. Betapa ‘gurihnya kue’ resolusi, atau barangkali kita menyamakan rasanya dengan resoles?..eh J

Barangkali resolusi bisa dibuat dengan matang-terencana ataupun bersifat insidental or dadakan. Saya biasanya memadukan keduanya. Saya buat konsep resolusi dari mimpi-mimpi yang bergelayut di udara fantasi kepala kedalam ejawantah kertas putih, yakni catatan. Hehe..

Nah, dalam buku catatan itu biasanya masih reng-rengan (garis besar dan kasar), sehingga perlu tafsiran agar dapat menjadi gambaran yang SMART. Apa itu SMART? Panganan apa lagi itu, ups..

Saya tidak dapat menyembunyikan rasa syukur, ketika ilmu SMART itu saya dapat ketika bersilaturahim dalam acara Musycab Pemuda Muhammadiyah Tanggulangin di Rumah Makan CSDW Kalipecabean-Candi. Pak Nashir, yang menjadi Ketua PCM Tanggulangin yang juga guru itu membagi hikmah ketika didapuk memberikan sambutan. Di sela-sela ‘tausyiyahnya’, Bapak yang juga menjadi sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Sidoarjo itu menyampaikan tentang SMART. Yang tidak lain merupakan akronim dari Specific (jelas), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Realistic (sesuai kondisi), dan Time Bound (batas waktu).

Artinya, apapun resolusi yang akan kita buat setidak-tidaknya harus jelas, terukur, dapat tercapai, realistis dengan keadaaan kita, dan tenggat waktunya jelas. Contohnya, kita buat resolusi menikah untuk tahun 2016 ini..*cieee.

Nah, Jika hanya menikah yang kita tulis dalam catatan resolusi tanpa ada item SMART di dalamnya, maka akan menjadi abu-abu dan geje, ga jelas! Maka agar menjadikannya sesuatu yang terang benderang seperti warung nasi Padang (lho!), maka resolusi menikah harus menyertakan aspek spesific, jelas, dengan siapa kita akan menikah.

Pertama, patinya dengan wanita. Wanita yang bagaimana, tentu wanita yang muslimah, yang baik agamanya. Kedua, terukur. Tahun 2016 kita akan menikah. Berusaha berikhtiar dan memperbaiki diri, kalo bisa sebelum ramadhan tiba sudah ada bidadari yang menemani kita baik ketika santap sahur maupun saat berbuka tiba.

Apakah relevan, insya Allah. Dengan terus memperbaiki diri, dan berkomunitas pada majelis-majelis quran, dan sering mendekatkan diri pada Allah, maka Dia kan perkenankan untuk kita jodoh yang baik.

Berbatas waktu, sebelum ramadhan tiba adalah tenggat waktunya. Itu mungkin kurang lebih yang dinamakan dengan resolusi SMART. Tentu, segala ikhtiar kita tidak akan tercapai tanpa pertolongan dan andil besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka, kekuatan manusia hanya ‘terbatas’ pada berencana, mengupayakan dengan segenap tenaga dan upaya, serta doa yang tiada pernah putusnya. Sehingga, ketika rencana dan resolusi itu belum menampakkan hasilnya, kita tetap berprasangka  baik kepada Allah. Karena Allah lebih mengetahui apa-apa yang ghaib. Wallahu a’lam bisshawab.


Well, apapun itu, resolusi membuat mimpi dan cita-cita kita semakin terarah. Membuat kita semakin terpacu untuk berikhiar dengan segala potensi dan karunia yang telah diberikan Allah Azza wa Jalla. Dan menjadikan kita menjadi hamba-hamba Allah yang bersikap optimis, bersungguh-sungguh, serta berjuang dalam ghirah Islam yang membumbung tinggi. 


0 komentar: