Pukul 13.30 dari rumah singgah (kos) Abah Kajat Lidah Wetan,
motor keluaran tahun 2001 pabrikan negeri sakura ku keluarkan, nyetater dan
berangkat dengan iringan bacaan basmalah.
Diniati dalam hati untuk ber-thalibul ilmi alias menunut ilmu,
berangkatlah aku bersama misi dan visi yang menjulang tinggi.
Jalan Bengawan tujuanku, dekat Darmokali dari Joyoboyo lurus
ke utara hingga ke Jalan Darmo, putar balik di Taman Bungkul kemudian lurus ke
timur dan belok kiri sedikit, disitulah Jalan Bengawan, markas Bina Qolam, tempat dimana pelatihan yang berbingkai Madrasah Kreativitas Muslim diselenggarakan.
Sampailah jua akhirnya, meski sebelumnya sempet muter-muter
bukan karena kesasar, tapi karena mencari tempat pengisian logistik yang ‘aman’,
hehe..
Pukul tiga kurang seperempat tepat, roda duaku akhirnya
masuk ke ke pelataran rumah no. 2A tempat dimana acara dihelat. Nampaknya masih
sangat sepi dan belum banyak peserta yang datang. Dan ternyata benar, hanya aku
seorang yang datang lebih awal, di dalam hanya ada tiga panitia acara dan dua
orang pengurus yayasan penyelenggara acara.
Selanjutnya menuju musala agar salat Asar-nya tak
ketinggalan dan tak menjadi tanggungan. Dan ketika melihat tempat wudlu yang
baru dipermak dan musala-nya yang menempati sebuah ruangan, dapat disimpulkan
rumah tersebut baru dibeli dan direnovasi.
Hampir pukul setengah empat ketika acara akan segera dibuka,
mulailah satu persatu peserta berdatangan. Cholis Akbar sebagai pemateri dalam
acara yang bertajuk Pengenalan Dasar-dasar Jurnalistik itu.
Redaktur majalah Hidayatullah yang sekaligus menjadi pengelola web Hidayatullah.com itu menyampaikan materi slide demi slide via powerpoint.
Redaktur majalah Hidayatullah yang sekaligus menjadi pengelola web Hidayatullah.com itu menyampaikan materi slide demi slide via powerpoint.
Dalam slide pembukanya, beliau memperlihatkan peta
kepemilikan media di Indonesia yang 90 persen dimiliki oleh media non-Islam.
Sisanya yang hanya kurang dari 10% dimiliki umat Islam, itupun tidak begitu
laku di masyarakat. Selain memperlihatkan fakta-fakta tentang perkembangan media,
mulai dari kepentingan, tujuan dan kekuatan dari media itu sendiri, yang
sedikit banyak diantaranya adalah untuk menciptakan opini publik (public opinion),
melahirkan efek dramatis, efek kognitif (tahu), afektif (sadar), dan konatif (berbuat).
Pria yang sudah 15 tahun bergelut menjadi wartawan itu juga menyampaikan
kekuatan dari media yang lainnya berupa melahirkan ideologi dan nilai, politik
imagery dan framing (pembingkaian), serta melahirkan yang namanya worldview dan
agama baru.
Selain menyampaikan beragam materi tentang media, beliau
juga banyak menceritakan asam garam dalam penulisan berita. Haru birunya
terhadap pemberitaan tentang Islam dan juga bermacam pengalaman saat liputan.
Kaya materi namun belum sampai pada tahap pemecahan masalah,
kesimpulan yang didapat dalam pelatihan hari pertama kali ini. Dan memang,
masih ada episode kedua dalam pengenalan dasar Jurnalistik yang akan
berlangsung lusa.
Esok, akan ada materi menggali inspirasi dari kehidupan
sehari-hari yang akan disampaikan penulis yang juga menjadi dosen di STIKOSA
AWS Zainal Arifin Emka.
“Sok ketemu maneh,” jare wong Lamongan..
0 komentar:
Post a Comment