Hari Jum'a (29/10), ketika banyak orang masih terlelap dengan buaian perjalanan ke pulau kapuk, saat mahasiswa fakultas lain masih bermimpi menjadi sarjana dengan lulus tercepat, dan disaat mahasisiwa Fakultas Ilmu Keolahragaan lain masih memberatkan mata, karena semalaman dipakai cangru'an dan begadang.
Disisi lain, dibelahan bumi sebelah barat kota Surabaya, tepatnya dilintasan atletik Unesa, gerombolan mahasiswa FIK kelas C dan D, memeras keringat dan kemampuan untuk mengikuti perkuliahan atletik, sebuah ata kuliah yang dirasa cukup berat oleh teman kami yang kebetulan mempunyai berat badan diatas rat-rata, dan dirasa lebih berat lagi oleh salah satu teman kami yang tidak suka dengan olah raga, tapi kesasar di fakiltas olahraga.
Dikesempatan pagi itu, mobil kijang biru tua sudah berada di selatan lintasan , rupanya pagi itu Pak Feri semangat sekali sehingga, kami tidak mengira beliau sudah datang terlebih dahulu. Kamipun dengan bergegas segera meluncur dan cepat-ceopat pemanasan, agar tidak kalah ama beliau.
Pak Feri seorang dosen yang bersahaja, sama halnya dengan dosen-dosen lain yang ada di Unesa, khususnya di lingkungan FIK., memiliki kata-kata yang dapat menyihir kami para mahasiswa yang memang butuh suntikan motivasi untuk dapat selalu semangat berjuang menggapai cita-cita.Kamipun dengan khidmat mendengar dan mengolah setiap kata yang keluar dari beliau. Kata-kata motivasi yang beliau sampaikan akan menjadi bekal berharga untuk nanti menjadi pendidik yang inspiratif.
Saat pembagian kelompok estafet pun kami tidak menyadari , bahwa permainan yang kami lakukan adalah permaian untuk membagi kelompok. Jadi ketika kami diminta jogging beberapa kali kemudian ketika ada aba-aba dari beliau kami pun disuruh untuk mengumpul sesuai dengan intruksi dari beliau.Yang menarik semua metode tersebut didapat secara spontan, setelah melihat salah seorang mehasiswa yang diminta maju kedepan melakukan gerakan koodinasi yang barusan diajarkan oleh Pak Vega. Sedikit catatan, Pak Vega ini adalah mantan atlet nasional yang kemaren barusan mengikui seminar kepelatihan di Jakarta.
Jadi dapat disimpulkan, mejadi pendidik butuh kreatifitas, lantas bagaimana menjadi seorang pendidik yang kreatif,..??
Itulah yang kita cari dan yang akan kita pelajari..semoga!!
31 October 2010
Home »
» Menjadi Pendidik yang Kreatif
Menjadi Pendidik yang Kreatif
Related Posts:
Aysel dan Emel Jika Pak Edy Prawoto lebih suka memberi judul “Bule dan Perdagangan Bebas”, maka saya lebih memilih sudut pandang lain. Aysel dan Emel, dua tokoh yang diceritakan Kang Abik dalam novel terbarunya Api Tauhid. Dalam novel… Read More
Sepenggal Kisah Wisuda (2/habis) Jadi begini, ketika kita punya kenangan dengan apapun itu, maka saat bertemu kembali dengannya, sedikit banyak kita akan mengenang masa-masa bersamanya. Seperti itulah saya ketika mendapati kenyataan Wisuda ke-82 Unesa akan… Read More
Sepenggal Kisah Wisuda (1) DBL Arena menggema. Ribuan manusia tumpah ruah dalam alunan wisuda. Ya, Ahad pagi itu (29/4), gedung megah yang dibangun pada medio 2007 lalu itu menjadi saksi acara Wisuda Universitas Negeri Surabaya yang ke-82. Terus tera… Read More
Mengikat Ilmu “Ilmu adalah hewan buruan, dan menulis itu adalah ikatannya. Ikatlah buruan kamu -yakni ilmu – dengan tali yang kuat – yakni menuliskannya.”-Imam Syafi’i- Saya jadi flashback pada medio tahun 2009. Saat masih berku… Read More
Kepada Siapa Lagi Kami Bertanya? Siang itu saya beserta kawan menghadiri tabligh akbar. Entah kapan persis tanggalnya, acara yang menghadirkan Pak Amien Rais tersebut memantik keingintahuan kami untuk datang. Jika tidak salah, acara tersebut bertempat di P… Read More
0 komentar:
Post a Comment