3 August 2015

Putih, Hitam, dan Abu-abu

Coretan ini tidak bermaksud untuk ujub pada diri. Hanya sebuah muhasabah yang niatnya tidak lain untuk pengingat pribadi agar istiqamah dalam niat dan ikhlas beramal hanya karena Allah Ta'ala semata. Sekedar introspeksi juga, karena berlalunya waktu kadang mengaburkan hakikat tujuan sebenarnya.

Beberapa bulan yang lalu sekolah mengadakan lomba blog antar guru dan karyawan. Lomba yang mempunyai tujuan mulia, yakni menggerakkan dan membumikan budaya literasi. Kita tahu, kondisi terkini budaya literasi kita (tak hanya sekolah) masih kembang kempis.

Kemarin Rabu (29/7), pemenangnya sudah diumumkan. Dibagi menjadi tiga kategori: tampilan, media pembelajaran, dan isi (konten). Lomba yang digagas teacher blogger Edy Prawoto ini diikuti sebagian besar guru di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Kurang lebih dua sampai tiga bulan penilaian dilakukan. 

Alhamdulillah blog “Roelsebloe in Blog” (RiB) menggaet nominasi konten. Sebuah capaian yang sebenarnya bisa dikatakan masih jauh dari wujud ideal. Entah, dari kacamata mana Pak Edy menilai blog ini menjadi terbaik kontennya.  Bila dibandingkan dengan blog yang dikelola beliau: Laci Guru, ibarat menara Eiffel dan BTS, hehe..

Blog ini sebenarnya muali dirintis sejak 2010 silam. Ketika pertama kali menginjak bangku perkuliahan. Sebagai "balas dendam" karena 'terprovokasi' tulisan pada bukunya Pak Romi Satria Wahono (RSW). Dalam buku kecil dengan sampul warna putih itu, para pembaca--termasuk saya-- di-brainstorming agar dalam hidup tidak melepas kata Perdjoeangan. Sebuah kata yang dulunya digemakan para pahlawan perebut kemerdekaan. Sehingga, ketika makna perdjoeangan itu dihadirkan dalam hidup, maka keluh kesah dan galauism terlempar ke luar arena kehidupan. Hehe..

Saya secara pribadi uluk salam dan hormat pada guru-guru kehidupan yang bertebaran memberi inspirasi, motivasi, dan membulatkan tekad perdjoeangan. Doa-doa moga selalu terpanjatkan pada Allah agar segala kebaikan dibalasNya dengan berlipat ganda, Aamiin. 

Belum berhenti. Dua kata itu setidaknya memberikan tantangan pada para pemenang. Budaya literasi sebagai ujung tombak lahirnya generasi pemimpin bangsa yang mumpuni seolah menjadi suatu hal mutlak. Harus ada program yang berkelanjutan-berjenjang yang harus dipikirkan bersama.

Setidaknya ada tim kreatif untuk melaksanakan misi dan tujuan mulia agar sekolah bisa berdaya dengan literasi. Blog ini hanya sedikit partikel dari keseluruhan partikel sukses anak-anak didik. Dibutuhkan kumpulan-kumpulan yang lebih banyak dan saling terhimpun serta menguatkan satu dengan yang lain. 

Akan ada penyesalan ketika amanah yang sudah teremban bergerak timpang dan saling tumpang tindih. Ada sebuah tantangan yang harus didaki. Gunung mayantara, yang jika tidak disinari warna putih akan menjadi hitam pekat. atau ketika cyber mountain tak disinari dengan cahaya terang mencerahkan, maka disana akan bias dengan keabu-abuan. Menjadi tempat nyaman melahirkan generasi dengan sikap ragu yang dominan.

Meski berat, kita harus kuat menghadapi tantangan dunia pendidikan di era postmodern kali ini. Berpikir kreatif sebagai laku ikhtiar harus ditempuh. Diimbangi dengan gerak dinamis dan jalinan tim yang solid. 

Ditulis bersambung,
Jasem-Porong, 16-17 Syawal 1436 H/ 1-2 Agustus 2015

http://www.ciscolive.com/

Related Posts:

  • Pedjoeang, Berdjoeang, dan Tetaplah dalam Perdjoeangan! Hari ini ketika aku mengetik kalimat diatas laptop bermerk Asus yang masih cicilan. Aku ingin menulis, bersebab dengan menulis, virus kegalauan akan menyingkir dan hilang, begitu katanya.. Galau? Koq bisa? “Bisa saja, na… Read More
  • Perjuangan, Sebuah Kata yang Tak Berujung Porong, 12 April 2014 Sejak kapankah kita berjuang? Mulai beranjak dewasakah kita mengenal kata perjuangan ketika menemukan inspirasi dari para pedjoeang? Saat menjadi mahasiswakah kita mulai mengenyam bangku perjuangan d… Read More
  • (Bukan) Kita Kumandang adzan maghrib baru saja terdengar sayup-sayup. Gerobak itu masih penuh tumpukan sampah. Anak kecil itu menangis meratap dan mengiba, entah apa yang dimintanya, mengharap sang Ibu berhenti mengangkuti sampah yang m… Read More
  • GanjalanAda yang mengganjal ketika film itu diputar. Aku masih belum percaya bila film yang ber-budjet milyaran itu mengabaikan hal-hal mendasar. Entahlah, kekurangpahaman para pemerannya atau sutradaranya. Aku masih gamang bila fil… Read More
  • Kemana lagi Keteladanan Kucari?Kemana keteladanan harus kucari? Di saat suri tauladan para pemimpin di negeri ini jauh panggang dari api? Melangkahkan kaki ke kampus pun tiada berarti? Rebutan jabatan struktural, hingga dikotomi kelompok dan kepentingan se… Read More

0 komentar: