Blog Darul Setiawan

Manusia Biasa yang Ingin Mengagungkan PenciptaNya

17 November 2013

Apa Kabar Perjuangan?

Hari Pahlawan 10 Nopember lalu telah lewat, namun esensi perjuangan yang sesungguhnya baru saya temukan dan baru terilhamkan hari ini dan kemarin. Perjuangan yang tak lagi membebaskan bangsa dari cengkeraman imperialisme negara penjajah. Perjuangan yang tak kalah mulia; menyelamatkan generasi muda!               ...

6 November 2013

Dinikmatikah Hidup?

Pertanyaan itu terlintas ketika aku membaca status di beranda. Intinya, si empunya status mengingatkan pada khalayak, jika hidup itu "harus" dinikmati. Entah arti menikmati hidup itu seperti apa menurutnya, aku tak bertanya. Dan, tanda kutip pada kata "harus", sengaja kuberikan, bersebab dia kelihatannya mengharuskan semua orang yang menjalin pertemanan dengannya agar-lagi2-...

5 November 2013

Kemana lagi Keteladanan Kucari?

Kemana keteladanan harus kucari? Di saat suri tauladan para pemimpin di negeri ini jauh panggang dari api? Melangkahkan kaki ke kampus pun tiada berarti? Rebutan jabatan struktural, hingga dikotomi kelompok dan kepentingan seolah menjadi keabsahan pandangan. Aku pun berlari ke televisi, berharap ada berkas cahaya menyinari. Sayang seribu sayang, tontonan nirkualitas dan membodohkan yang mendominasi. Parade ghibbah dan fitnah jadi sajian utama, korupsi...

3 November 2013

Bukan Nekat, tapi Semangat!

Namanya mengingatkanku pada salah satu dari empat Imam Madzhab. Dialah Imam Hanafi, kawan seperjuangan di kawah candradimuka kampus FIK Unesa. Meski lahir dan besar bukan di kota Pahlawan, tapi semangat dan kegigihannya seolah mengalahkan "musuh bebuyutan" LA Mania, Bonek!Ya, kawan kita ini memang berasal dari kota yang terkenal dengan kuliner Soto, Nasi Boran, dan Wingkonya;...

Menjejak Juanda

Hari itu, si merah naik kasta. Sekian lama "mencium" tanah makadam, pavingan, lubang kecil dan menganga. Akhirnya, kesampaian juga melahap mulusnya aspal jalanan menuju Bandara. Sejak pagi si merah tak kemana-mana. Hanya mengantar tuannya ke tanah lapang untuk salat Idul Adha. Selesai salat, kembali merapat ke garasi, bertafakkur sendiri, menanti tuannya kembali. Sore hari ketika langit jingga bersemi, tuannya kembali menemui. Agak tergesa...