Dari cara penyampaian beliau yang friendly dan bertujuan untuk menggali berbagai opini, membuat setiap para mahasiswa yang diajarnya merasa sebagai individu yang dihargai, karena dari metode pengajaran yang tidak mengguri dan memberikan ruang demokrasi kepada setiap mahasiswa.
Dalam setiap perkuliahan beliau akan menyampaikan bahwa beliau akan senang dan bersemangat ketika mengajar dengan banyaknya mahasiswa yang bertanya ketika perkuliahan dilaksanakan. Dalam hal lain beliau juga akan sanhgat bersemangat ketika ada seorang mahasiswa yang memberikan kritik ketiak ada sesuatu yang kurang benar. Sebaliknya beliau akan sangat sedih jika dalam aktivitas perkuliahan, mahsiswa tidak ada yang bertanya dan hanya diam pasif mendengarkan tanpa berkomentar.
Karena beliau memberikan kuliah psikologi dengan cabang olahraga yang secara langsung berkaitan dengan mental, maka tidak heran jika setiap perkuliahan akan diisi dengan berbagai pemikiran, nasehat dan motivasi yang menyadarkan berbagai pemikiran yang salah dari para mahasiswa. Pak Ali, begitu beliau biasa disapa pernah memberikan statement yang membuat kami semua tergerak. Bahwasanya mental orang miskin diseluruh dunia hampir sama, ketika itu beliau memberikan sebuah kisah dua orang miskin yang ada di pedalaman eropa, salah satunya mempunyai seekor sapi, sehingga membuat iri si miskin yang lainnya.
Nah, singkat cerita saat ada dewa/ peri yang memberikan satu permintaan yang pasti akan dikabulkan kepada si miskin yang tidak mempunyai sapi, maka yang mengherankan bukannya si miskin tadi minta sapi yang lebih untuk bersaing secara kompetitif dengan si miskin yang mempunyai sapi, tapi malah ia kepada si peri agar sapi si miskin tadi mati.
Memang realita yang terjadi adalah ketika seseorang dalam garis kemiskinan, ia akan iri dengan tetangga yang misalnya mempunyai sebuah motor baru, dan pasti dia akan mendoakan agar motor yang dipunyainya cepat rusak, dsb. Tapi semoga itu terjadi pada mereka yang miskin harta dan miskin hati, karena pada dasarnya ketika orang jatuh miskin itu adalah kehendak dari Allah , ikhtiar dan doa kepada Allah agar ia dapat berubah.
Dari penjelasan Pak Ali selanjutnya adalah begaimana kekuatan pikiran akan sangat berpengaruh pada perasaan dan tingkah laku, maka tak heran the power of thinking akan berpengaruh secara tidak langsung pada diri seseorang.
Pikiran-->Perasaan-->Tingkah laku
Maka saat seorang atlet yang akan bertanding, jika dia was-was maka ada sesuatu yang salah dengan mental dan psikisnya. Dalam Psikologi olahraga ada teori pelatihan mental. Yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi untuk para atlet.(
0 komentar:
Post a Comment