Jumat pagi itu, suasana lapangan olahraga --atau yang biasa disebut para siswa SMP Musasi dengan Sport Center--masih sepi. Maklum, jadwal olahraga pada hari Jumat khusus untuk satu kelas, yakni 7H. Berbeda dengan hari-hari lainnya yang kerap penuh bahkan tak kebagian tempat.
Seperti biasa, para siswa dibariskan berjajar rapi sebelum pelajaran dimulai. Materi Penjas saat itu tentang kebugaran jasmani. Setelah berdoa, Pak Darul, yang mengajar Penjas di kelas tersebut mengabsen satu per satu siswa untuk mencatat kehadiran.
Secara bergiliran mereka yang dipanggil namanya mengangkat tangan, Yang tidak hadir biasanya teman-temannya yang lain mengabarkan jika si A sedang izin, sakit, atau menjadi siswa antah berantah alias tanpa keterangan. Tibalah nama salah satu anak dipanggil.
"Fayza.."
"Fayza Arsy Kamila?" Kembali Pak Darul memanggil siswa yang bersangkutan.
"Maaf Pak, Fayza sakit," ujar Ghaida, salah satu kawan karibnya.
"Sakit apa?"
"Hmm, katanya sakit typus, Pak."
"Sudah berapa hari?"
"Sudah hampir satu pekan ini Pak, anaknya ndak masuk." Jawab yang lain.
"Hmm.." Pak Darul lalu menuliskan keterangan "S" di buku kehadiran yang dari tadi berada di tangan kirinya.
Tiba-tiba ada suara menyahut,
"Anaknya dokter koq sakit!" Suara yang berasal dari baris sebelah timur yang berisi para siswa laki-laki itu menghentak suasana. Mereka pun banyak yang tertawa, tersenyum, bahkan mungkin ada yang berpikir: "iya..iya, koq bisa anaknya dokter sakit.
***
Mungkin dalam benak kita, langsung kita jawab, memang sakit, wong manusia. Tapi, pikiran para siswa berbeda, mungkin hanya karena bercanda, yang menganggap anak dokter harus selalu sehat. Tidak boleh sakit,
Seperti judul sebuah buku, "Orang Miskin dilarang Sekolah" atau "Orang Miskin dilarang Sakit,"
Fayza yang merupakan anak dari dr. Tjatur Prijambodo, MKes. Dokter, Ustadz, dan juga seorang direktur Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan.
Beliau, saban Kamis malam keempat bergentayangan, eh memberikan kajian kesehatan dari perspektif kedokteran Islam di Masjid At Taqwa SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, tempat kami mengabdi.
Ketika kami bertemu dalam Safari Subuh Musasi Bina Iman dan Taqwa, Pak Dokter tersebut kami ceritakan kejadian lucu tentang tanggapan teman-teman sang anak waktu diabsen tidak masuk karena sakit. Beliau hanya tersenyum. Mungkin dalam benaknya: wong dokter aja pernah sakit, apalagi anaknya. Hehe..
Musasi Library, 120318
Seperti biasa, para siswa dibariskan berjajar rapi sebelum pelajaran dimulai. Materi Penjas saat itu tentang kebugaran jasmani. Setelah berdoa, Pak Darul, yang mengajar Penjas di kelas tersebut mengabsen satu per satu siswa untuk mencatat kehadiran.
Secara bergiliran mereka yang dipanggil namanya mengangkat tangan, Yang tidak hadir biasanya teman-temannya yang lain mengabarkan jika si A sedang izin, sakit, atau menjadi siswa antah berantah alias tanpa keterangan. Tibalah nama salah satu anak dipanggil.
"Fayza.."
"Fayza Arsy Kamila?" Kembali Pak Darul memanggil siswa yang bersangkutan.
"Maaf Pak, Fayza sakit," ujar Ghaida, salah satu kawan karibnya.
"Sakit apa?"
"Hmm, katanya sakit typus, Pak."
"Sudah berapa hari?"
"Sudah hampir satu pekan ini Pak, anaknya ndak masuk." Jawab yang lain.
"Hmm.." Pak Darul lalu menuliskan keterangan "S" di buku kehadiran yang dari tadi berada di tangan kirinya.
Tiba-tiba ada suara menyahut,
"Anaknya dokter koq sakit!" Suara yang berasal dari baris sebelah timur yang berisi para siswa laki-laki itu menghentak suasana. Mereka pun banyak yang tertawa, tersenyum, bahkan mungkin ada yang berpikir: "iya..iya, koq bisa anaknya dokter sakit.
***
Mungkin dalam benak kita, langsung kita jawab, memang sakit, wong manusia. Tapi, pikiran para siswa berbeda, mungkin hanya karena bercanda, yang menganggap anak dokter harus selalu sehat. Tidak boleh sakit,
Seperti judul sebuah buku, "Orang Miskin dilarang Sekolah" atau "Orang Miskin dilarang Sakit,"
Fayza yang merupakan anak dari dr. Tjatur Prijambodo, MKes. Dokter, Ustadz, dan juga seorang direktur Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan.
Beliau, saban Kamis malam keempat bergentayangan, eh memberikan kajian kesehatan dari perspektif kedokteran Islam di Masjid At Taqwa SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, tempat kami mengabdi.
Ketika kami bertemu dalam Safari Subuh Musasi Bina Iman dan Taqwa, Pak Dokter tersebut kami ceritakan kejadian lucu tentang tanggapan teman-teman sang anak waktu diabsen tidak masuk karena sakit. Beliau hanya tersenyum. Mungkin dalam benaknya: wong dokter aja pernah sakit, apalagi anaknya. Hehe..
Musasi Library, 120318
0 komentar:
Post a Comment