12 March 2018

Anak Dokter tak Boleh Sakit

Jumat pagi itu, suasana lapangan olahraga --atau yang biasa disebut para siswa SMP Musasi dengan Sport Center--masih sepi. Maklum, jadwal olahraga pada hari Jumat khusus untuk satu kelas, yakni 7H. Berbeda dengan hari-hari lainnya yang kerap penuh bahkan tak kebagian tempat.

Seperti biasa, para siswa dibariskan berjajar rapi sebelum pelajaran dimulai. Materi Penjas saat itu tentang kebugaran jasmani. Setelah berdoa, Pak Darul, yang mengajar Penjas di kelas tersebut mengabsen satu per satu siswa untuk mencatat kehadiran.

Secara bergiliran mereka yang dipanggil namanya mengangkat tangan, Yang tidak hadir biasanya teman-temannya yang lain mengabarkan jika si A sedang izin, sakit, atau menjadi siswa antah berantah alias tanpa keterangan. Tibalah nama salah satu anak dipanggil.

"Fayza.."

"Fayza Arsy Kamila?" Kembali Pak Darul memanggil siswa yang bersangkutan.

"Maaf Pak, Fayza sakit," ujar Ghaida, salah satu kawan karibnya.

"Sakit apa?"

"Hmm, katanya sakit typus, Pak."

"Sudah berapa hari?"

"Sudah hampir satu pekan ini Pak, anaknya ndak masuk." Jawab yang lain.

"Hmm.." Pak Darul lalu menuliskan keterangan "S" di buku kehadiran yang dari tadi berada di tangan kirinya.

Tiba-tiba ada suara menyahut,

"Anaknya dokter koq sakit!" Suara yang berasal dari baris sebelah timur yang berisi para siswa laki-laki itu menghentak suasana. Mereka pun banyak yang tertawa, tersenyum, bahkan mungkin ada yang berpikir: "iya..iya, koq bisa anaknya dokter sakit.

***

Mungkin dalam benak kita, langsung kita jawab, memang sakit, wong manusia. Tapi, pikiran para siswa berbeda, mungkin hanya karena bercanda, yang menganggap anak dokter harus selalu sehat. Tidak boleh sakit,

Seperti judul sebuah buku, "Orang Miskin dilarang Sekolah" atau "Orang Miskin dilarang Sakit,"

Fayza yang merupakan anak dari dr. Tjatur Prijambodo, MKes. Dokter, Ustadz, dan juga seorang direktur Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan.

Beliau, saban Kamis malam keempat bergentayangan, eh memberikan kajian kesehatan dari perspektif kedokteran Islam di Masjid At Taqwa SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, tempat kami mengabdi.

Ketika kami bertemu dalam Safari Subuh Musasi Bina Iman dan Taqwa, Pak Dokter tersebut kami ceritakan kejadian lucu tentang tanggapan teman-teman sang anak waktu diabsen tidak masuk karena sakit. Beliau hanya tersenyum. Mungkin dalam benaknya: wong dokter aja pernah sakit, apalagi anaknya. Hehe..

Musasi Library, 120318






Related Posts:

  • Batu dan Air Saya teringat dengan Bu Eri Hidayati, Guru Pendidikan Agama Islam ketika masih berseragam putih biru. Bu Eri, begitu panggilan anak-anak pada beliau, dalam menyampaikan materi tentang agama Islam selalu diselingi dengan nas… Read More
  • QUIZ, BOLA BASKET! Assalamu'alaikum.. Next generation Musasi, Setelah menerima informasi sulitnya membuka link tugas Penjas , ternyata ada sedikit kesalahan pada pengaturan. Alhamdulillah kemarin, setelah berkonsultasi dengan Pak Edi, insya A… Read More
  • Alumni Graha Pena Sabtu lalu (21/3) ada acara bedah buku. Informasi awal yang sehari sebelumnya di fesbuk, kemudian tersebar di grup-grup WA dan beberapa kontak yang ada. Ada salah satu teman yang bertanya: “Pematerinya TOP ga?” tanyanya. “T… Read More
  • Perjalanan Qalbi Perjalanan Porong-Lawang pada Kamis (25/12) siang itu ternyata banyak menyita tenaga dan waktu. Bayangkan, jarak yang biasa ditempuh hanya dalam waktu normal 2 x 30 menit (dengan mengesampingkan berhenti mengisi bahan bakar… Read More
  • Membajak Einstein Eits, tunggu dulu. Bukan bermaksud membuat bingung dengan hadirnya judul. Tapi memang, bila dikaitkan dengan rumus dari Einsten; E=Mc2, bolehlah kita katakan‘sah’ :) Sepekan yang lalu, tepatnya tanggal 16-19 Desember 201… Read More

0 komentar: