Entah, sejak kapan manusia membuat resolusi. Saya sendiri
baru beberapa tahun ini tertarik meninta resolusi. Isinya, tentang beberapa
item harapan yang ingin dicapai dalam rentang waktu satu tahun kedepan.
Resolusi bisa diterjemahkan salah satu cara kita untuk mendesain mimpi.
Melarikkan kuas cita-cita dalam harapan. Mengusahakannya dalam usaha dan doa.
Betapa ‘gurihnya kue’ resolusi, atau barangkali kita menyamakan rasanya dengan
resoles?..eh J
Barangkali resolusi bisa dibuat dengan matang-terencana
ataupun bersifat insidental or
dadakan. Saya biasanya memadukan keduanya. Saya buat konsep resolusi dari
mimpi-mimpi yang bergelayut di udara fantasi kepala kedalam ejawantah kertas
putih, yakni catatan. Hehe..
Nah, dalam buku catatan itu biasanya masih reng-rengan (garis besar dan kasar),
sehingga perlu tafsiran agar dapat menjadi gambaran yang SMART. Apa itu SMART?
Panganan apa lagi itu, ups..
Saya tidak dapat menyembunyikan rasa syukur, ketika ilmu
SMART itu saya dapat ketika bersilaturahim dalam acara Musycab Pemuda
Muhammadiyah Tanggulangin di Rumah Makan CSDW Kalipecabean-Candi. Pak Nashir,
yang menjadi Ketua PCM Tanggulangin yang juga guru itu membagi hikmah ketika
didapuk memberikan sambutan. Di sela-sela ‘tausyiyahnya’, Bapak yang juga
menjadi sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Sidoarjo itu menyampaikan tentang
SMART. Yang tidak lain merupakan akronim dari Specific (jelas), Measurable
(terukur), Achievable (dapat
dicapai), Realistic (sesuai kondisi),
dan Time Bound (batas waktu).
Artinya, apapun resolusi yang akan kita buat setidak-tidaknya
harus jelas, terukur, dapat tercapai, realistis dengan keadaaan kita, dan tenggat
waktunya jelas. Contohnya, kita buat resolusi menikah untuk tahun 2016
ini..*cieee.
Nah, Jika hanya menikah yang kita tulis dalam catatan resolusi
tanpa ada item SMART di dalamnya, maka akan menjadi abu-abu dan geje, ga jelas! Maka agar menjadikannya
sesuatu yang terang benderang seperti warung nasi Padang (lho!), maka resolusi
menikah harus menyertakan aspek spesific,
jelas, dengan siapa kita akan menikah.
Pertama, patinya dengan wanita. Wanita yang bagaimana, tentu
wanita yang muslimah, yang baik agamanya. Kedua, terukur. Tahun 2016 kita akan
menikah. Berusaha berikhtiar dan memperbaiki diri, kalo bisa sebelum ramadhan
tiba sudah ada bidadari yang menemani kita baik ketika santap sahur maupun saat
berbuka tiba.
Apakah relevan, insya Allah. Dengan terus memperbaiki diri,
dan berkomunitas pada majelis-majelis quran, dan sering mendekatkan diri pada
Allah, maka Dia kan perkenankan untuk kita jodoh yang baik.
Berbatas waktu, sebelum ramadhan tiba adalah tenggat
waktunya. Itu mungkin kurang lebih yang dinamakan dengan resolusi SMART. Tentu,
segala ikhtiar kita tidak akan tercapai tanpa pertolongan dan andil besar dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka,
kekuatan manusia hanya ‘terbatas’ pada berencana, mengupayakan dengan segenap
tenaga dan upaya, serta doa yang tiada pernah putusnya. Sehingga, ketika
rencana dan resolusi itu belum menampakkan hasilnya, kita tetap
berprasangka baik kepada Allah. Karena
Allah lebih mengetahui apa-apa yang ghaib. Wallahu
a’lam bisshawab.
Well, apapun
itu, resolusi membuat mimpi dan cita-cita kita semakin terarah. Membuat kita
semakin terpacu untuk berikhiar dengan segala potensi dan karunia yang telah
diberikan Allah Azza wa Jalla. Dan menjadikan kita menjadi hamba-hamba Allah
yang bersikap optimis, bersungguh-sungguh, serta berjuang dalam ghirah Islam
yang membumbung tinggi.
0 komentar:
Post a Comment