15 November 2011

Biografi Irfan Bachdim


JUARA 2 LOMBA JURNALISTIK SE-FIK Unesa 2011

      
“Irfan Bachdim, Sosok dan Kiprahnya sebagai Pemain Sepak Bola”
http://www.sundul.com/

Berkat penampilannya yang impresif selama pagelaran Piala AFF 2010, nama Irfan Bachdim kian dielu-elukan pecinta bola tanah air. Ya, pemain bernomor punggung 10 itu siap memberikan penampilan terbaiknya kembali untuk  memperkuat Timnas Garuda pada ajang SEA Games XXVI/2011 di Jakarta, November mendatang. Namun, dibalik kesohoran namanya sekarang, siapa sebenarnya Irfan Bachdim? Apa motivasi pemain blasteran Indonesia-Belanda itu untuk berkostum Timnas Garuda?
I
rfan Haarys Bachdim, pemain muda Timnas Indonesia kelahiran Amsterdam 22 tahun yang lalu itu, sebelumnya hanyalah seorang pemuda biasa yang sejak kecil mencintai sepak bola. Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Noval dan Hester Bachdim tersebut  belasan tahun menimba ilmu sepak bola di Negeri kincir angin, Belanda. Sejak kecil,  Irfan, sapaan akrabnya, memang dibesarkan di Negara kekuasaan ratu Beatrix tersebut.  Pada 1999 saat usianya masih sangat belia, 11 tahun, Irfan Bachdim sudah mencicipi atmosfer salah satu liga terbaik di Eropa, Eredivise, (kasta tertinggi dari  Liga Belanda) junior. Meski pada saat itu ia bergabung dengan tim level dua Ajax Amsterdam Junior, namun pengalamannya bermain pada kompetisi Eropa membentuk skill dan visinya dalam mengolah si kulit bundar. Praktis, selama 3 tahun membela klub andalan kota Amsterdam itu, memberikan pengalaman berharga dan membentuk dasar cara bermain bola yang baik baginya. 
 Keinginan  pemain yang mengidolakan Ricardo Kaka-punggawa timnas Brasil- itu untuk mempertajam skill mengolah si kulit bundar membawanya untuk hijrah dari kota Amsterdam. Tahun 2002, mengantarnya merumput di salah satu klub Liga Amatir Belanda, SV Argon. Saat membela SV Argon itulah  bakat dan talenta Irfan Bachdim mulai terlihat. Tak butuh waktu lama bagi Irfan untuk beradaptasi dan meningkatkan skillnya. Pada tahun perdananya bersama klub barunya itu, pemain bertinggi badan 172 cm tersebut memperoleh gelar top scorer (pencetak gol terbanyak) Liga Amatir Belanda U-15 dan masuk kategori Top Five Best Player (lima besar pemain terbaik). Berkat torehan gelar yang diraihnya,  Irfan Bachdim menjadi incaran banyak klub-klub Liga Belanda. Tahun 2003, ia pun berlabuh ke markas  FC Utrecht Junior. Di klub barunya yang berlaga pada kompetisi Eredevise Junior  itu, pemain yang berulang tahun setiap tanggal 11 Agustus tersebut memulai debutnya kembali di pentas Liga Profesional Belanda. Tim kesebelasan  yang ber-home base di kota Utrecht itu, merupakan tim terlama yang ia bela selama menjadi pemain profesional. Dan memasuki  musim 2008, saat usianya baru beranjak 20 tahun, ia sudah berhasil merangsek masuk ke jajaran tim FC Utrecht senior. Sebuah kemajuan yang bisa dikatakan luar biasa, mengingat banyaknya pemain dari berbagai negara yang bersaing untuk masuk level senior. FC Utrecht sendiri bersaing dengan ketat di kasta tertinggi kompetisi Liga Belanda, Eredivise. Setahun kemudian, tepatnya pada musim 2009, Irfan Bachdim hijrah ke klub HFC Harleem di kompetisi yang sama.
Hijrah ke Indonesia
Berangkat dari motivasi sang kakek, Ali Bachdim, agar pemain yang mempunyai spesialisasi kaki kiri tersebut menimba pengalaman bermain bola di luar Belanda. Maka Irfan pun memilih Indonesia. Faktor keturunan dan kedekatan emosional adalah salah satu  sebab ia menjatuhkan pilihan pada negara asal kakeknya itu. Awal 2010 ia pun hijrah ke Indonesia. Dua klub yang berkompetisi di Liga Indonesia kala itu, Persija Jakarta dan Persib Bandung menjadi tujuannya. Namun sayang, kenyataan pahit harus diterimanya.  Benny Dollo dan Jaya Hartono, dua pelatih yang membesut Persija Jakarta  dan  Persib Bandung kala itu lebih memilih pemain seleksi lain. Mau tak mau Irfan pun harus angkat koper lebih awal dan kembali ke Belanda, negeri kelahiran ibundanya, Hester van Dijic.  
            Mentalitas kuat dan pantang menyerah yang dimiliki Irfan, membuat ia semakin semangat dalam memperbaiki kekurangannya. Pasca penolakan dari Persib dan Persija, ia semakin intensif dalam mengolah skill dan visinya dalam bermain bola. Dan seolah menjadi kado spesial pada ulang tahunnya yang ke-21 pada Agustus 2010 , dia diundang pada Charity Game (pertandingan amal) yang diselenggarakan di Surabaya dan Malang. Irfan tak datang sendirian, ia bersama beberapa pemain keturunan Indonesia lainnya yang tersebar di beberapa klub Liga Belanda dan belahan Eropa lainnya. Salah satunya adalah Kim Jeffrey Kurniawan, yang tak lain adalah adik dari kekasihnya, Jennifer Kurniawan.  
            Seakan ingin menunjukkan  kemampuannya, aksi Irfan Bachdim pada laga Charity Game tersebut sangat impresif. Banyak yang terpikat oleh aksi menawan yang diperlihatkan olehnya. Salah satunya adalah Timo Scheuman. Pelatih Persema Malang. Ia pun secara langsung memuji penampilan Irfan yang menurutnya mempunyai skill diatas rata-rata pemain Indonesia. Timo pun mengungkapkan ketertarikannnya pada Irfan Bachdim karena dia dapat beroperasi di segala posisi serta memiliki umpan dan tendangan yang akurat. Gayung pun bersambut , Irfan pun bergabung dengan Persema untuk kali pertama meski dengan nominal kontrak yang relatif kecil. Namun, hal itu bukan menjadi persoalan besar baginya. Karena Ia sudah melewati satu anak tangga. Jalan pun lebih terbuka baginya untuk berkostum Timnas Garuda.
Menuju Timnas Impian
          Bersama klub barunya Persema Malang, Irfan Bachdim  menunjukkan performa terbaiknya. Penampilan yang impresif disertai skill mengolah si kulit bundar yang  mumpuni membuat pelatih kepala Timnas Merah Putih, Alfred Riedl memanggilnya untuk bergabung di Tim Nasional. Aksi Irfan Bachdim yang ciamik pun terus berlanjut. Tatkala ia membela Timnas berlaga pada piala AFF 2010 di Jakarta. Ia berhasil menyumbang 3 gol selama perhelatan kejuaraan sepak bola se-ASEAN tersebut, meski pada laga Final harus takluk dari Malaysia. Berkat aksi menawan Irfan Bachdim selama perhelatan Piala AFF 2010, membuat banyak pendukung Timnas mengidolakannya. Ia pun seolah menjadi selebriti baru di Timnas Garuda. Berbagai surat kabar dan situs jejaring sosial menempatkan namanya dalam daftar trending topic.
Namun hal tersebut tak berselang lama. Persema Malang, klub Indonesia pertama yang mengontraknya, memilih untuk keluar dari kompetisi Indonesia Super League (ISL) untuk memilih berkompetisi di Liga Primer Indonesia (LPI). Bukan tanpa sebab klub yang dibela Irfan tersebut keluar dari ISL. Selain karena sistem kompetisi yang sudah tidak sehat lagi, yang salah satu  indikasinya adalah karena banyak terjadi pengaturan skor dan permafiaan wasit. Keluarnya klub yang dibela Irfan Bachdim, Persema Malang, dari pentas kompetisi ISL mendapatkan reaksi keras dari para penguasa PSSI. Termasuk Nurdin Halid. Sebagai seorang pemegang tampuk kekuasaan tertinggi dari otoritas organisasi sepak bola nasional, ia pun mengancam akan memberikan sanksi kepada para pemain Timnas yang ikut berlaga di LPI, termasuk Irfan Bachdim. Sanksi tersebut adalah pelarangan pemain yang bersangkutan untuk  membela Timnas Merah Putih kembali. Aksi pencekalan tersebut tetap tak menggoyahkan pendirian Irfan Bachdim. Ia tetap patuh pada aturan kontrrak dengan klubnya, Persema Malang. Pendirian yang kuat dari Irfan Bachdim tersebut memberikan konsekuensi pencoretan namanya dari daftar pemain Timnas U-23 untuk proyeksi pra-Olimpiade.
Aksi arogansi yang diperlihatkan PSSI tersebut  mendapatkan reaksi keras dari para pemerhati sepak bola nasional. Banyaknya kecaman dan protes yang dilontarkan, tetap membuat PSSI bergeming. Pihak PSSI tetap kekeuh pada keputusannya. Kengototan PSSI tersebut membuat  Menpora, Andi Mallarangeng bereaksi keras, ia mengatakan, tidak boleh ada diskriminasi dalam sepak bola, selama pemain tersebut masih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) maka terbuka lebar jalan untuk membela  Timnas.
Kebohongan publik yang dilakukan PSSI dengan dalih berlindung di bawah statuta FIFA, pada akhirnya sampai juga ke telinga pengurus federasi sepak bola seluruh dunia itu. Akhirnya FIFA pun  menunjuk Komite Normalisasi (KN) untuk melengserkan Nurdin Halid dari kursi kekuasaan PSSI yang sudah beberapa tahun didudukinya. Sampai pada akhirnya, komite yang dikepalai oleh mantan ketua umum PSSI Agum Gumelar tersebut memberikan kebijakan baru. Salah satunya adalah menggandeng LPI yang selama ini dianak tirikan oleh PSSI dan dianggap sebagai liga kampungan alias tarkam. Kebijakan yang digulirkan tersebut memberikan banyak dampak positif, salah satunya adalah mengakomodasi para pemain yan dulu dibuang oleh PSSI. Mereka yang  tetap memperkuat klubnya yang bergabung ke LPI, Diberikan kesempatan untuk kembali bergabung, membela, dan berkostum Timnas Merah Putih.
Dan sekarang Irfan Bachdim beserta para talenta muda lain, kembali dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas proyeksi SEA Games XXVI/ 2011. Banyak kalangan memprediksi, sinar Irfan Bachdim akan kembali cemerlang saat membela Timnas seperti halnya saat memperkuat pasukan Garuda berlaga di Piala AFF 2010 lalu. (Darul Setiawan)  

Biodata Irfan Bachdim
Nama                   : Irfan Haarys Bachdim
Lahir                     : Amsterdam, Belanda, 11 Agustus 1988
Tingggi                 : 172 cm
Posisi                   : Gelandang dan Penyerang
No. Punggung      : 10

KARIR KLUB

Ø  1999-2001       Ajax Amsterdam (Junior)
Ø  2002                SV Argon
Ø  2003-2007       FC Utrecht (Junior)
Ø  2008-2009       FC Utrecht (Senior)
Ø  2009                HFC Haarleem (Senior)
Ø  2010                Persema Malang (Senior)

KARIR TIMNAS

Ø  2010                Timnas Senior Indonesia

PRESTASI

Ø  Top Score Liga Amatir Belanda U-15 2002
Ø  Top Five Best Player 2002 Liga Amatir Belanda

TENTANG IRFAN

Pemain Favorit             : Ricardo Kaka (Real Madrid/Brasil)
Hobi                              : Main game
Makanan Kesukaan    : Rawon
Orang Tua                     : Noval dan Hester Bachdim
Saudara                         : Fardy Bachdim, Nadia Bachdim (kakak)
                                         Nofri Bachdim (adik)
Kakek                           : Ali Bachdim

0 komentar: